Anda jengkel dengan konvoi
kampanye dengan bunyi motor menderu-deru? Saya iya!! Sebenarnya apa korelasi antara
ulah bak geng motor dengan upaya menarik simpati publik? Zaman sudah makin
maju, era demi era sudah berganti, tapi kelakuan masih cenderung primitif. Hari
ini di Yogyakarta, Partai Amanat Nasional dan Gerindra unjuk gigi (motor). Mereka
menjadi raja jalanan di siang hari yang terik. Melintasi beberapa jalan utama
dengan gagah berani. Bergerombol-gerombol membawa bendera beragam ukuran dan
gambar junjungan mereka, Hatta Rajasa dan Prabowo “sang ksatria berkuda”.
Entah siapa yang memulai tapi
konvoi kampanye parpol selalu menjadi tradisi yang turun temurun. Sebuah bukti estafeta
tradisi yang paripurna. Saya taksir peserta konvoi rata-rata berusia 25-35 tahun.
Berarti saat pemilu tahun 1987, sebagian
mereka masih bocah ingusan yang mungkin masih ngompol di celana. Tapi lihatlah kini
mereka bermetamorfosis sempurna: menjadi biang kemacetan. Tetap pipis sembarangan sih, cuma sekarang memilih di pinggir jalan.
Timbul pertanyaan: apakah
kampanye di negara-negara maju juga berkonvoi ria? Dengan bantuan mbah google saya berselancar. Tidak banyak yang didapatkan. Namun dugaan
saya mengatakan bahwa mereka lebih beradab dari bangsa kita (maksud saya: para
konvoi-konvoi-er itu). Masyarakat mereka dididik dengan perang gagasan dan ide antar
partai yang berbeda. Bukan perang konvoi ataupun goyang dangdut. Bentuk kampanye
tradisional ini harus direvisi. Dulu, mungkin, media dan teknologi informasi
tidak secanggih sekarang sehingga konvoi adalah cara terbaik untuk
memperkenalkan partai/caleg tertentu. Namun sekarang sudah berubah: semua tersedia
di ujung jari kita, selama ada pulsa.
Tidak bisa tidak. Gaya kampanye
usang dalam bentuk konvoi sudah harus dihentikan. Sudah jelas bahwa konvoi semacam ini dapat mengganggu
kepentingan umum dan cenderung meresahkan. Etika sopan santun tanggal entah
dimana. Aturan lalulintas dilabrak habis tak bersisa. Anda dapat menulis
sehalaman penuh tentang kesalahan mereka. Masih terbayang berita 3 hari lalu.
Seorang polisi terluka ditabrak peserta konvoi PDIP di Sragen, Jateng. Besar kemungkinan
waktu itu sang pengendara motor di bawah kendali alkohol. Jadi di mana
tanggungjawab parpol? Jika memang parpol sudah tak peduli saat kampanye, gimana kalau sudah dipilih??
Ket: Megawati pasti sangat bangga dengan generasi muda seperti ini (soloblitz.co.id) |
Fakta menarik:
- Jujur saja, tidak ada yang menarik ....
Sumber pendukung:
boyolalipos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar