Jumat, 04 April 2014

Topik Hangat : Enyahkan Konvoi Kampanye !!



Anda jengkel dengan konvoi kampanye dengan bunyi motor menderu-deru? Saya iya!! Sebenarnya apa korelasi antara ulah bak geng motor dengan upaya menarik simpati publik? Zaman sudah makin maju, era demi era sudah berganti, tapi kelakuan masih cenderung primitif. Hari ini di Yogyakarta, Partai Amanat Nasional dan Gerindra unjuk gigi (motor). Mereka menjadi raja jalanan di siang hari yang terik. Melintasi beberapa jalan utama dengan gagah berani. Bergerombol-gerombol membawa bendera beragam ukuran dan gambar junjungan mereka, Hatta Rajasa dan Prabowo “sang ksatria berkuda”. 

Entah siapa yang memulai tapi konvoi kampanye parpol selalu menjadi tradisi yang turun temurun. Sebuah bukti estafeta tradisi yang paripurna. Saya taksir peserta konvoi rata-rata berusia 25-35 tahun. Berarti saat pemilu tahun  1987, sebagian mereka masih bocah ingusan yang mungkin masih ngompol di celana. Tapi lihatlah kini mereka bermetamorfosis sempurna: menjadi biang kemacetan. Tetap pipis sembarangan sih, cuma sekarang memilih di pinggir jalan.

Timbul pertanyaan: apakah kampanye di negara-negara maju juga berkonvoi ria?  Dengan bantuan mbah google saya berselancar. Tidak banyak yang didapatkan. Namun dugaan saya mengatakan bahwa mereka lebih beradab dari bangsa kita (maksud saya: para konvoi-konvoi-er itu). Masyarakat mereka dididik dengan perang gagasan dan ide antar partai yang berbeda. Bukan perang konvoi ataupun goyang dangdut. Bentuk kampanye tradisional ini harus direvisi. Dulu, mungkin, media dan teknologi informasi tidak secanggih sekarang sehingga konvoi adalah cara terbaik untuk memperkenalkan partai/caleg tertentu. Namun sekarang sudah berubah: semua tersedia di ujung jari kita, selama ada pulsa.  
  
Tidak bisa tidak. Gaya kampanye usang dalam bentuk konvoi sudah harus dihentikan. Sudah jelas bahwa  konvoi semacam ini dapat mengganggu kepentingan umum dan cenderung meresahkan. Etika sopan santun tanggal entah dimana. Aturan lalulintas dilabrak habis tak bersisa. Anda dapat menulis sehalaman penuh tentang kesalahan mereka. Masih terbayang berita 3 hari lalu. Seorang polisi terluka ditabrak peserta konvoi PDIP di Sragen, Jateng. Besar kemungkinan waktu itu sang pengendara motor di bawah kendali alkohol. Jadi di mana tanggungjawab parpol? Jika memang parpol sudah tak peduli saat kampanye, gimana kalau sudah dipilih??



Ket: Megawati pasti sangat bangga dengan generasi muda seperti ini (soloblitz.co.id)



Fakta menarik:
  • Jujur saja, tidak ada yang menarik ....


Sumber pendukung:
                 boyolalipos.com


Tidak ada komentar: