Namanya corong berlese atau berlese
funnel. Anak jurusan pariwisata pasti bingung mendengarnya, tapi jelas
tidak bagi anak HPT (hama penyakit tumbuhan).
Alat ini sudah menjadi teman setia para peneliti, akademisi, atau
mahasiswa HPT (termasuk biologi dan kehutanan) dalam berbagai survei organisme
tanah. Corong berlese digunakan untuk mengekstraksi artropoda dari
tanah, daun, ataupun material lain yang “berserakan” di tanah. Prinsip kerjanya
so simple. Mengingat jenis artropoda
tanah rata-rata bereaksi negatif terhadap cahaya, maka sumber cahaya ditempatkan
di atas sampel. Jadinya, si artropoda merasa nggak nyaman dan bergerak ke bawah. Menurut skenario,
artropoda akan terperosok ke dalam
corong dan jatuh ke wadah yang disiapkan. Tentu saja wadah penampungan sudah
diisi dengan bahan preservatif (biasanya ethanol).
Jenis corong berlese bermacam-macam termasuk modifikas rakitannya.
Salah satunya seperti di bawah ini.
Ket: Corong berlese dalam rakitan sederhana (from ecoplexity.org) |
Ngomong-ngomong, siapakah gerangan penemu alat ini? Sesuai namanya, corong barlese
dibuat pertamakali oleh ilmuwan Italia, Antonio Berlese (1863-1927). Berlese
merupakan entomolog (ahli serangga) yang banyak bekerja dalam bidang serangga
hama tanaman buah. Sekitar 300 artikel dan sebuah buku telah dibuatnya dalam
rentang 20 tahun. Berlese sejak muda menunjukkan kegandrungan akan
serangga dan tungau. Setelah lulus dari University of Padua Jurusan Ilmu Alam
(1884), dia sempat bekerja di sekolah anatomi manusia. Akhirnya, Berlese
kembali ke khittah-nya: masuk Stazione di Entomologia Agraria, mungkin
semacam lembaga penelitian serangga di kota Florence. Lembaga ini dibawanya
menjadi salah satu yang terbaik di Italia. Selain penemu berlese funnel, dia juga merupakan salah satu pionir studi biologi
dan metamorfosis serangga untuk pengendalian hama.
Fakta menarik:
- Antonio Berlese telah menjadi profesor sejak usia 27 tahun (coba bandingkan dengan Rhoma ...)
- Lafal corong berlese tidak seharusnya dibaca “corong berlis” yang sok Inggris, namun dibaca “corong berlese” (sesuai penulisannya) sebagaimana lidah Italia. Just my opinion.
Ket: Antonio Berlese (from wikipedia.org) |
Sumber pendukung:
wikipeda.org
springerreference.com
encyclopedia2.thefreedictionary.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar