Rabu, 05 Maret 2014

Pojok Sains: Di Balik Corong Berlese


Namanya corong berlese atau berlese funnel. Anak jurusan pariwisata pasti bingung mendengarnya, tapi jelas tidak bagi anak HPT (hama penyakit tumbuhan).  Alat ini sudah menjadi teman setia para peneliti, akademisi, atau mahasiswa HPT (termasuk biologi dan kehutanan) dalam berbagai survei organisme tanah. Corong berlese digunakan untuk mengekstraksi artropoda dari tanah, daun, ataupun material lain yang “berserakan” di tanah. Prinsip kerjanya so simple. Mengingat jenis artropoda tanah rata-rata bereaksi negatif terhadap cahaya, maka sumber cahaya ditempatkan di atas sampel. Jadinya, si artropoda merasa nggak nyaman dan bergerak ke bawah. Menurut skenario, artropoda  akan terperosok ke dalam corong dan jatuh ke wadah yang disiapkan. Tentu saja wadah penampungan sudah diisi dengan bahan preservatif (biasanya ethanol).

Jenis corong berlese bermacam-macam termasuk modifikas rakitannya. Salah satunya seperti di bawah ini.


Ket: Corong berlese dalam rakitan sederhana (from ecoplexity.org)

Ngomong-ngomong, siapakah gerangan penemu alat ini? Sesuai namanya, corong barlese dibuat pertamakali oleh ilmuwan Italia, Antonio Berlese (1863-1927). Berlese merupakan entomolog (ahli serangga) yang banyak bekerja dalam bidang serangga hama tanaman buah. Sekitar 300 artikel dan sebuah buku telah dibuatnya dalam rentang 20 tahun. Berlese sejak muda menunjukkan kegandrungan akan serangga dan tungau. Setelah lulus dari University of Padua Jurusan Ilmu Alam (1884), dia sempat bekerja di sekolah anatomi manusia. Akhirnya, Berlese kembali ke khittah-nya: masuk Stazione di Entomologia Agraria, mungkin semacam lembaga penelitian serangga di kota Florence. Lembaga ini dibawanya menjadi salah satu yang terbaik di Italia. Selain penemu berlese funnel, dia juga merupakan salah satu pionir studi biologi dan metamorfosis serangga untuk pengendalian hama.


Fakta menarik:

  • Antonio Berlese telah menjadi profesor sejak usia 27 tahun (coba bandingkan dengan Rhoma ...)
  • Lafal corong berlese tidak seharusnya dibaca “corong berlis” yang sok Inggris, namun dibaca “corong berlese” (sesuai penulisannya) sebagaimana lidah Italia. Just my opinion.


Ket: Antonio Berlese (from wikipedia.org)


Sumber pendukung:
wikipeda.org
springerreference.com
encyclopedia2.thefreedictionary.com

Tidak ada komentar: