Belakangan serial animasi televisi kembali menarik. Setelah anime (kartun Jepang) mulai meredup, Indonesia kini diserbu animasi dari berbagai negara. Tidak perlu malu mengakui, negara jiran Malaysia benar-benar meng-KO Indonesia lewat animasi-animasi cerdas mereka. MNC TV turut bertanggungjawab atas booming dua bocah gundul yang menggemaskan, upin ipin. Penceritaan sederhana dengan mengambil setting kehidupan yang kurang lebih sama dengan Indonesia, Upin Ipin berhasil merebut perhatian anak-anak lokal. Nilai plus lainnya, serial itu juga menyisipkan pelajaran moral yang bersumber dari nilai-nilai Islam. Sangat simpel namun telengas mengena. Lain lagi dengan boboiboy. Tidak sefenomenal duo gundul memang. Serial ini mengambil penceritaan ala superhero, namun tetap konyol dan segar. Tokoh musuh bernama A Du Du juga dibentuk dengan karakter menjengkelkan tapi lucu, sepintas mirip karakter plankton di Spongebob Squarepant.
Sejalan dengan wabah K-pop, animasi Korea
(maksudnya Korea Selatan) juga menggeliat. Beberapa judul yang cukup populer
adalah Bernard the Bear dan Oscar Oasis (kerjasama dengan Perancis). Cerita
dibuat fragmen-fragmen pendek dengan tokoh utama cenderung bodoh. Lucu memang, sayangnya kadang-kadang
kebablasan. Sepertinya orangtua harus berhati-hati dengan beberapa episode yang
menampilkan kelicikan dan kekerasan.
Animasi kebablasan tingkat lanjut dapat dijumpai di
animasi populer asal barat: Shaun the Sheep (produksi Inggris) dan Spongebob
Squarepant (Amerika Serikat). Judul pertama berkisah mengenai situasi
peternakan yang absurd. Pemilik ternak terlihat konyol di tengah sekawanan
domba, babi, dan anjing yang pintar. Beberapa episode nampaknya tidak patut ditonton
oleh anak. Judul kedua adalah serial fenomenal yang bertahan di televisi
Indonesia lebih dari 5 tahun terakhir. Tidak peduli berapa kali episode
diulang, Spongebob Squarepant tetap digemari. Konten cerita dan lelucon yang
disajikan memang harus diakui sangat segar, bahkan oleh orang dewasa sekalipun.
Kadangkala kelucuannya dibuat secara sarkastik dan cerdas sehingga menjadi
mengherankan kenapa Spongebob disebut film anak-anak. Padahal sejatinya, serial
ini diperuntukkan untuk remaja namun menjadi bias saat sampai di Indonesia.
Entah apa yang terjadi dengan orang Rusia yang
terkenal dingin saat membuat serial ini. Tidak salah lagi, Masha and the Bear
adalah karya brilian. Karakter beruang pintar-pintar bodoh mungkin biasa, tapi
ketika seorang anak perempuan mungil nakal bernama Masha hadir ... nah ini baru
di luar kebiasaan. Cerita dibuat sederhana tapi pada intinya si anak
menghadirkan kekacauan di rumah si beruang. Semua dibuat secara natural dan
memang begitulah anak, kata penonton. Si beruang juga marah sewajarnya, malah
sebenarnya sayang dengan Masha. Kadangkala ada elemen keharuan di sana. Sangat
menarik.
Beberapa animasi juga made in India, namun sepertinya kurang atraktif karena cerita kaku
dan cenderung kuno. Malah yang menarik adalah animasi buatan dalam negeri.
Kalau tidak salah, ada dua animasi lokal yang cukup bagus: si entong dan adit
& sopo jarwo. Si Entong mengetengahkan anak betawi sebagai protagonis,
sayangnya, kadang-kadang cerita kurang menggigit dan kelucuannya serba
tanggung. Namun animasi masih cukup menarik meskipun belum sampai level
mengesankan. Nah kalo serial Adit & Sopo Jarwo jelas berada di atas level
mengesankan. Outstanding. Grafis
dibuat secara detil dan mengagumkan. Pergerakan animasi smooth tidak kalah dengan animasi Pixar atau Disney sekalipun.
Mungkin kelemahannya, karakter di dalamnya masih terlampau sempit dan karakter
utama (Adit) terlalu baik untuk ukuran film animasi.
Animasi yang beredar di televisi memang selalu
menyegarkan. Kualitas grafis dan cerita masing-masing memiliki karakteristik
yang berbeda. Beberapa diantaranya bahkan dapat memberikan pengaruh positif
bagi anak. Namun tetap saja menuntut para orangtua untuk berhati-hati. Tidak
semua animasi layak ditonton dan diperuntukkan untuk anak-anak. Jika perlu
dampingi putra-putri saat menonton serial tersebut. Ada baiknya serial-serial
yang tidak sesuai dengan anak mulai dibatasi. Perkembangan mental anak terlampau berharga
dibandingkan mendengarkan sumpah serapah Squidward saat diajak menangkap
ubur-ubur!
Fakta menarik:
- Kreator animasi Spongebob Squarepant, Stephen Hillenburg, adalah seorang ahli biologi kelautan
- Karakter fisik Jarwo dalam serial “Adit & Sopo Jarwo” cukup mirip Sutan Bathoegana (anggota DPR Partai Demokrat). Entah apakah sebuah kesengajaan?
Sumber pendukung:
chubbychuppa.hubpages.com
wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar