Sabtu, 01 Maret 2014

Topik Hangat : Ironi Kebun Binatang Surabaya

Kebun Binatang Surabaya (atau populer disebut bonbin) adalah ikon kota Surabaya. Tempat wisata yang telah berumur 98 tahun ini merupakan destinasi wajib bagi para pelancong luar kota atau bahkan warga Surabaya sendiri. Letaknya cukup strategis di Jl Setail No. 1 (dekat Terminal Joyoboyo) dan mudah dikenali dengan patung hiu-buaya nan legendaris di depannya. Kebun Binatang Surabaya (selanjutnya disingkat KBS) sempat menjadi landmark mentereng: kebun binatang terlengkap di Asia Tenggara. Pengakuan ini muncul di era 1970-an saat KBS berada di masa keemasannya. Terdapat koleksi lebih dari 300 spesies satwa, termasuk satwa langka Indonesia dan dunia dari kelompok mamalia, burung, ikan, dan reptil.

KBS pertamakali berdiri dengan nama “Soerabaiasche Planten-en Dierentuin” (Kebun Botani dan Binatang Surabaya) pada tahun 1916. Pendiriannya diprakarsai oleh seorang jurnalis Belanda bernama HFK Kommer yang memiliki hobi mengumpulkan binatang. Lokasi KBS mengalami beberapa kali perpindahan. Pertama di Kaliondo, kemudian pada tanggal 28 September 1917 pindah di jalan Groedo, dan tahun 1920 pindah lagi ke daerah Darmo dengan lokasi seluas 30.500 m2 yang diusahakan oleh Oost-Java Stoomtram Maatschappij atau Maskapai Kereta Api.

Karcis masuk berlaku pertamakali pada Bulan April 1918. Sayangnya, biaya operasional yang tinggi sempat membuat KBS hampir gulung tikar di tahun 1922. Pada tanggal 11 Mei 1923, rapat anggota di Simpang Restaurant memutuskan untuk mendirikan Perkumpulan Kebun Binatang yang baru. WA Hompes ditunjuk menggantikan J.P. Mooyman sebagai pimpinan. Selanjutnya dibelilah tanah seluas 32.000 m2 sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS) dengan anggaran pemerintah kolonial waktu itu. Saat ini luas KBS mencapai 15 ha, terdiri dari sangkar, bangunan, jalan, taman hijauan, kolam, saluran air, dan tempat parkir. Dengan berjalannya waktu, KBS telah mengalami metamorfosis fungsi. Kebun binatang yang dulunya sekedar tempat penampungan satwa eksotis koleksi pribadi telah menjelma menjadi sarana perlindungan dan pelestarian, pendidikan, penelitian, dan rekreasi.

Sayangnya, prestasi KBS menukuk tajam selepas milenium. Adalah situs berita Inggris, daily mail, menobatkan KBS sebagai kebun binatang terkejam di dunia beberapa waktu lalu. Apa pasal? Ternyata daily mail punya alasan kuat. KBS telah menjadi kuburan, setidaknya, bagi 10 ekor satwa langka dunia. Gnu, kambing gunung, babon, rusa, anoa, termasuk yang paling fenomenal adalah seekor singa Afrika yang terjerat baja dengan posisi yang memilukan pada 7 Januari 2014. Kabar duka terbaru berasal dari seekor anoa jantan yang meninggal pada usia 19 tahun.

Ironis memang. Kebun binatang kebanggaan warga Surabaya, bahkan Indonesia, menjadi sedemikian rapuh dalam tugasnya menjalankan fungsi perlindungan dan pelestarian satwa. Pihak KBS beralasan usia satwa memang sudah uzur sehingga layak untuk mampus. Namun berbagai kasus kematian yang ada tidak selalu demikian. Di luar singa afrika yang mati dengan gagah, lihat pula kondisi satwa yang ada. Sekitar 44 satwa telah berstatus sakit parah dan cacat sehingga harus dilokalisasi untuk mendapat pengawasan serius. Koleksi satwa yang masih hidup juga cukup memprihatinkan. Koleksi sapi Afrika dilaporkan kurus dekil karena kurang pakan. Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas KBS  tampak semakin kumuh dan kurang terawat.

Sungguh terlalu. Bagaimanapun KBS merupakan “surga” di tengah bisingnya kota Surabaya yang digempur gedung perkantoran, mall, dan pusat bisnis lainnya. Selain sebagai kebun binatang, KBS juga berfungsi sebagai paru-paru kota yang menyegarkan. Sangat disayangkan jika silang sengkarut antara pengelola, pemkot, dan pihak “hitam” lainnya berimbas pada KBS tercinta.
  

Fakta menarik: 
  • Singa Afrika yang tewas terlilit baja bernama Michael, sedangkan mendiang anoa dan sapi Afrika bernama Happy dan Nike. Well, nama-nama yang menyenangkan bukan?



Ket: Kebun Binatang Surabaya dengan patung ikonik ikan sura - buaya (from surabaya.go.id)



Sumber pendukung:
      surabaya.go.id
      liputan6.com
      eastjava.com
      kompasiana.com

Tidak ada komentar: