Kebun
Binatang Surabaya (atau populer disebut bonbin) adalah ikon kota Surabaya.
Tempat wisata yang telah berumur 98 tahun ini merupakan destinasi wajib bagi
para pelancong luar kota atau bahkan warga Surabaya sendiri. Letaknya cukup
strategis di Jl Setail No. 1 (dekat Terminal Joyoboyo) dan mudah dikenali
dengan patung hiu-buaya nan legendaris di depannya. Kebun Binatang Surabaya
(selanjutnya disingkat KBS) sempat menjadi landmark
mentereng: kebun binatang terlengkap di Asia Tenggara. Pengakuan ini muncul di
era 1970-an saat KBS berada di masa keemasannya. Terdapat koleksi lebih dari
300 spesies satwa, termasuk satwa langka Indonesia dan dunia dari kelompok
mamalia, burung, ikan, dan reptil.
KBS
pertamakali berdiri dengan nama “Soerabaiasche Planten-en Dierentuin” (Kebun
Botani dan Binatang Surabaya) pada tahun 1916. Pendiriannya diprakarsai oleh seorang
jurnalis Belanda bernama HFK Kommer yang memiliki hobi mengumpulkan binatang. Lokasi
KBS mengalami beberapa kali perpindahan. Pertama di Kaliondo, kemudian pada
tanggal 28 September 1917 pindah di jalan Groedo, dan tahun 1920 pindah lagi ke
daerah Darmo dengan lokasi seluas 30.500 m2 yang diusahakan oleh Oost-Java Stoomtram Maatschappij atau
Maskapai Kereta Api.
Karcis masuk berlaku pertamakali pada Bulan April 1918. Sayangnya, biaya operasional
yang tinggi sempat membuat KBS hampir gulung tikar di tahun 1922. Pada tanggal
11 Mei 1923, rapat anggota di Simpang Restaurant memutuskan untuk mendirikan
Perkumpulan Kebun Binatang yang baru. WA Hompes ditunjuk menggantikan J.P.
Mooyman sebagai pimpinan. Selanjutnya dibelilah tanah seluas 32.000 m2
sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS) dengan anggaran pemerintah kolonial
waktu itu. Saat ini luas KBS mencapai 15 ha, terdiri dari sangkar, bangunan,
jalan, taman hijauan, kolam, saluran air, dan tempat parkir. Dengan berjalannya
waktu, KBS telah mengalami metamorfosis fungsi. Kebun binatang yang dulunya sekedar
tempat penampungan satwa eksotis koleksi pribadi telah menjelma menjadi sarana
perlindungan dan pelestarian, pendidikan, penelitian, dan rekreasi.
Sayangnya,
prestasi KBS menukuk tajam selepas milenium. Adalah situs berita Inggris, daily
mail, menobatkan KBS sebagai kebun binatang terkejam di dunia beberapa waktu
lalu. Apa pasal? Ternyata daily mail punya
alasan kuat. KBS telah menjadi kuburan, setidaknya, bagi 10 ekor satwa langka
dunia. Gnu, kambing gunung, babon, rusa, anoa, termasuk yang paling fenomenal
adalah seekor singa Afrika yang terjerat baja dengan posisi yang memilukan pada
7 Januari 2014. Kabar duka terbaru berasal dari seekor anoa jantan yang
meninggal pada usia 19 tahun.
Ironis
memang. Kebun binatang kebanggaan warga Surabaya, bahkan Indonesia, menjadi
sedemikian rapuh dalam tugasnya menjalankan fungsi perlindungan dan pelestarian
satwa. Pihak KBS beralasan usia satwa memang sudah uzur sehingga layak untuk
mampus. Namun berbagai kasus kematian yang ada tidak selalu demikian. Di luar
singa afrika yang mati dengan gagah, lihat pula kondisi satwa yang ada. Sekitar
44 satwa telah berstatus sakit parah dan cacat sehingga harus dilokalisasi
untuk mendapat pengawasan serius. Koleksi satwa yang masih hidup juga cukup
memprihatinkan. Koleksi sapi Afrika dilaporkan kurus dekil karena kurang pakan.
Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas KBS tampak semakin kumuh dan kurang
terawat.
Sungguh
terlalu. Bagaimanapun KBS merupakan “surga” di tengah bisingnya kota Surabaya
yang digempur gedung perkantoran, mall, dan pusat bisnis lainnya. Selain
sebagai kebun binatang, KBS juga berfungsi sebagai paru-paru kota yang
menyegarkan. Sangat disayangkan jika silang sengkarut antara pengelola, pemkot,
dan pihak “hitam” lainnya berimbas pada KBS tercinta.
Fakta
menarik:
- Singa Afrika yang tewas terlilit baja bernama Michael, sedangkan mendiang anoa dan sapi Afrika bernama Happy dan Nike. Well, nama-nama yang menyenangkan bukan?
Sumber pendukung:
surabaya.go.id
liputan6.com
eastjava.com
kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar